Sabtu, 13 Agustus 2011

Analisis 9/11: Dari Ronald Reagan dan Perang Sovyet-Afghan Sampai ke George W. Bush serta Peristiwa 11 September 2001

(9/11 ANALYSIS: From Ronald Reagan and the Soviet-Afghan War to George W Bush and September 11, 2001)

Oleh: Michel Chossudovsky

Artikel ini merangkum tulisan-tulisan sebelumnya oleh penulis mengenai 9/11 dan peran Al Qaeda dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Untuk keterangan lebih lengkap, lihat Michel Chossudovsky, America's "War on Terrorism", Global Research, 2005

"Amerika Serikat menghabiskan jutaan dolar dalam menyediakan sekolah untuk anak-anak Afghanistan dengan buku pelajaran yang penuh dengan gambar kekerasan dan ajaran Islam militan .... Buku pelajaran memuat penjelasan tentang jihad dan menampilkan gambar-gambar seperti senjata, peluru, tentara dan ranjau darat, telah dilakukan sejak saat itu sebagai kurikulum inti dalam sistem sekolah Afghanistan. Bahkan Taliban menggunakan buku-buku yang diproduksi Amerika ..." (Washington Post, 23 Maret 2002)

"Iklan-iklan dibayar dari dana CIA, dimuat dalam surat kabar dan buletin di seluruh dunia yang menawarkan motivasi dan membujuk mereka untuk bergabung dengan Jihad [Islam]." (Pervez Hoodbhoy, Peace Research, 1 May 2005)

"Bin Laden merekrut 4.000 sukarelawan dari negaranya sendiri dan mengembangkan hubungan erat dengan para pemimpin mujahidin yang paling radikal. Dia juga bekerja sama dengan CIA, ... Sejak tanggal 11 September [2001] pejabat CIA mengklaim bahwa mereka tidak punya hubungan langsung ke bin Laden. " (Phil Gasper, International Socialist Review, November-December 2001)

Peristiwa-peristiwa Penting


- Osama bin Laden, seorang bogyman – karakter jahat imajiner Amerika, direkrut oleh CIA pada tahun 1979 pada awal Amerika Serikat mensponsori jihad. Ia berusia 22 tahun dan dilatih di kamp pelatihan gerilya yang disponsori CIA.

- Arsitek operasi rahasia dalam mendukung "fundamentalisme Islam" diluncurkan selama kepresidenan Reagan yang memainkan peran kunci dalam meluncurkan "Perang Global Melawan Terorisme" yang di bangun dari serangan 9/11.

- Presiden Ronald Reagan bertemu dengan para pemimpin Jihad Islam di Gedung Putih pada tahun 1983

- Di bawah pemerintahan Reagan, salah satu kebijakan luar negeri Amerika Serikat adalah memberikan dukungan dan pembenaran terhadap "pejuang kemerdekaan" Islam yang dikemkembangkan secara bertahap. Pada hari ini, Dunia memberikan label kepada "pejuang kemerdekaan" dengan "teroris Islam".

-Dalam bahasa Pashtun, kata "Taliban" berarti "Mahasiswa", atau lulusan dari madrasah (tempat belajar atau sekolah al-Qur’an) didirikan oleh misi Wahhabi Arab Saudi, dengan dukungan dari CIA.

-Pendidikan di Afghanistan pada tahun-tahun sebelum terjadinya perang Sovyet-Afganistan sebagian besar materinya bersifat sekuler. Jumlah sekolah agama (madrasah) yang disponsori CIA meningkat dari 2.500 pada tahun 1980 menjadi lebih dari 39.000.

Perang Sovyet-Afganistan merupakan bagian dari agenda rahasia CIA dimulai selama pemerintahan Carter, yang unsur utamanya aktif dalam mendukung dan pembiayaan brigade Islam, yang kemudian dikenal sebagai Al-Qaeda.

Rezim Militer Pakistan mulai ambil bagian pada akhir tahun 1970, yang merupakan peran kunci dalam militer dan operasi intelijen yang disponsori Amerika Serikat di Afghanistan. Pada era pasca perang dingin, peran sentral Pakistan dalam melaksanakan operasi intelijen Amerika Serikat diperluas ke wilayah Asia Tengah-Timur Tengah. Sejak awal perang Afghanistan-Sovyet pada tahun 1979, Pakistan yang berada di bawah kekuasaan militer aktif mendukung brigade Islam. Dalam hubungan dekatnya dengan CIA, intelijen militer Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI), menjadi sebuah organisasi yang kuat, serupa dengan pemerintah, memegang kekuasaan dan pengaruh yang luar biasa.

Perang rahasia Amerika di Afghanistan menggunakan Pakistan sebagai landasan peluncuran, dimulai pada masa pemerintahan Carter sebelum terjadinya "invasi" Sovyet.

"Menurut versi resmi sejarah, bantuan CIA kepada Mujahidin dimulai pada tahun 1980, setelah pasukan Sovyet menyerbu Afganistan pada tanggal 24 Desember 1979, itulah yang dikatakannya. Namun sebenarnya, secara diam-diam dilakukannya dengan rahasia sampai sekarang, yang sepenuhnya bertolak-belakang. Sesungguhnya pada tanggal 3 Juli 1979 Presiden Carter menandatangani arahan pertama - the first directive - untuk memberikan bantuan rahasia kepada para penentang rezim pro-Sovyet di Kabul. Dan hari itu juga, saya menulis surat kepada presiden di mana saya menjelaskan kepadanya bahwa menurut saya bantuan ini akan menimbulkan intervensi militer Sovyet. " ((Former National Security adviser Zbigniew Brzezinski, Interview with Le Nouvel Observateur, 15-21 January 1998)

Dalam memoar yang dipublikasikan Menteri Pertahanan Robert Gates, yang ketika perang

Afghanistan-Sovyet sedang memuncak ia menjabat sebagai deputi Direktur CIA, dinyatakan bahwa intelijen Amerika Serikat terlibat langsung sejak awal, sebelum terjadinya invasi Sovyet dalam menyalurkan bantuannya kepada pasukan Islam.

Dengan dukungan CIA menyalurkan sejumlah besar bantuan militer Amerika Serikat, ISI Pakistan telah berkembang menjadi sebuah "struktur paralel memegang kekuasaan yang sangat besar terhadap semua aspek pemerintahan". (Dipankar Banerjee, "Possible Connection of ISI With Drug Industry", India Abroad, 2 December 1994). ISI memiliki staf yang terdiri dari perwira militer dan intelijen, birokrat, agen rahasia serta informan, jumlahnya diperkirakan mencapai 150.000. (Ibid)

Sementara itu, operasi CIA juga diperkuat oleh rezim militer Pakistan yang dipimpin oleh Jenderal Zia Ul Haq:

"Hubungan antara CIA dan ISI menjadi semakin hangat setelah [Jenderal] Zia melengserkan Bhutto serta dengan munculnya rezim militer ... Dalam sebagian perang Afghanistan, Pakistan lebih agresif anti-Soviet daripada Amerika Serikat. Segera setelah militer Sovyet melakukan invasi terhadap Afghanistan pada tahun 1980, Zia [ul Haq] mengutus kepala ISI untuk mendestabilisasi negara-negara Uni Sovyet di Asia Tengah. CIA baru menyetujui rencana ini pada bulan Oktober 1984. " (Ibid)

Operasi ISI pada hakikatnya merupakan afiliasi dari CIA, memainkan peran sentral dalam menyalurkan dukungan kepada kelompok-kelompok paramiliter Islam di Afghanistan dan kemudian di republik Muslim Uni Sovyet.

Front row, from left: Major Gen. Hamid Gul, director general of Pakistan's Inter-Services Intelligence Directorate (ISI), Director of Central Intelligence Agency (CIA) Willian Webster; Deputy Director for Operations Clair George; an ISI colonel; and senior CIA official, Milt Bearden at a mujahedeen training camp in North-West Frontier Province of Pakistan in 1987. (source RAWA)

Bertindak atas nama CIA, ISI juga terlibat dalam perekrutan dan pelatihan Mujahidin. Dalam periode sepuluh tahun 1982-1992, sekitar 35.000 Muslim dari 43 negara-negara yang berpenduduk Islam direkrut untuk berperang dalam jihad di Afghanistan. Madrasah di Pakistan, dibiayai oleh badan amal Saudi, juga dibentuk dengan dukungan Amerika Serikat dengan maksud untuk "menanamkan nilai-nilai Islam". "Kamp-kamp menjadi universitas virtual untuk menenamkan radikalisme Islam masa depan," (Ahmed Rashid, Taliban). Pelatihan gerilya di bawah naungan ISI-CIA termasuk target pembunuhan dan serangan bom mobil.

"Pengiriman Senjata'" dilakukan oleh tentara Pakistan dan ISI ke kamp-kamp pemberontak di Provinsi North West Frontier dekat perbatasan Afghanistan. Gubernur provinsi ini adalah Letnan Jenderal Fazle Haq, yang [menurut Alfred McCoy]. Diizinkan untuk mendirikan "ratusan kilang heroin di provinsinya." Dimulai sekitar tahun 1982, truk-truk tentara Pakistan mengangkut senjata CIA dari Karachi dan sering mengambil heroin dari provinsi Haq yang kembali sarat dengan muatan heroin. Mereka dilindungi dari pemeriksaan polisi dengan dokomen sakti ISI," ."(1982-1989: US Turns Blind Eye to BCCI and Pakistani Government Involvement in Heroin Trade See also McCoy, 2003, p. 477)

Osama Bin Laden

Osama bin Laden, seorang bogyman – karakter jahat imajiner Amerika, direkrut oleh CIA pada tahun 1979 pada awal Amerika Serikat mensponsori jihad. Ia berusia 22 tahun dan dilatih di kamp pelatihan gerilya yang disponsori CIA.

Selama masa pemerintahan Reagan, Osama, yang berasal dari keluarga kaya, Saudi Bin Laden, ditugaskan mengumpulkan uang untuk brigade Islam. Banyak badan amal dan yayasan diciptakan. Operasi ini dikoordinasikan oleh intelijen Saudi, dipimpin oleh Pangeran Turki al-Faisal yang berhubungan dekat dengan CIA. Uang yang berasal dari berbagai badan amal digunakan untuk membiayai perekrutan relawan Mujahidin. Al Qaeda dalam bahasa Arab yang artinya base dalam bahasa Inggris (basis:Indonesia) adalah bank data sukarelawan yang telah terdaftar untuk perang jihad di Afghanistan. Data-data basis (base) awalnya dimiliki oleh Osama bin Laden.

Pemerintahan Reagan mendukung "Fundamentalisme Islam"

ISI Pakistan digunakan sebagai "perantara". Dukungan rahasia CIA untuk Mujahidin di Afghanistan dioperasikan secara tidak langsung melalui ISI Pakistan, - dimana CIA tidak menyalurkan bantuannya secara langsung kepada Mujahidin. Dengan kata lain agar operasi rahasia ini berjalan dengan "sukses", Washington berhati-hati untuk tidak mengungkapkan tujuan akhir dari "jihad", yang unsur utamanya untuk menghancurkan Uni Sovyet.

Pada bulan Desember 1984, Hukum Syariah (yurisprudensi Islam) diberlakukan di Pakistan menyusul diadakannya referendum yang dimanipulasi oleh Presiden Muhammad Zia-ul-Haq. Baru saja beberapa bulan kemudian, pada bulan Maret 1985, Presiden Ronald Reagan mengeluarkan Directive Keputusan Keamanan Nasional 166 (NSDD 166), yang berwenang "meningkatkan bantuan militer rahasia kepada Mujahidin" juga dukungan dalam indoktrinasi agama.

Pemberlakuan Syariah di Pakistan dan pemberian semangat kepada "Islam radikal" adalah merupakan kebijakan Amerika Serikat yang disengaja untuk melayani kepentingan geopolitik Amerika di Asia Selatan, Asia Tengah dan Timur Tengah. Banyak saat ini "organisasi-organisasi fundamentalis Islam" di Timur Tengah dan Asia Tengah, secara langsung atau tidak langsung merupakan hasil dari dukungan rahasia dan bantuan keuangan Amerika Serikat, modusnya sering disalurkan melalui yayasan dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk. Misi sekte Wahhabi Islam konservatif Arab Saudi yang diberi bertugas menjalankan madrasah yang disponsori oleh CIA di Pakistan Utara.

Di bawah NSDD 166, serangkaian operasi rahasia CIA-ISI dilaksanakan.

Amerika Serikat memasok senjata kepada pasukan Islam melalui ISI. Pejabat-pejabat CIA dan ISI bertemu di markas ISI Rawalpindi untuk mengkoordinasikan dukungan Amerika Serikat untuk Mujahidin. Dalam NSDD 166, pengadaan senjata Amerika Serikat untuk para pemberontak Islam meningkat dari 10.000 ton senjata dan amunisi pada tahun 1983 menjadi 65.000 ton per tahun pada tahun 1987. "Selain senjata, pelatihan, peralatan militer yang beragam termasuk peta satelit militer serta alat komunikasi mutakhir " (Universitas Wire, 7 Mei 2002).

Ronald Reagan meets Afghan Mujahideen Commanders at the White House in 1985 (Reagan Archives)

Dengan William Casey sebagai direktur CIA, NSDD 166 digambarkan sebagai operasi rahasia terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.


Paket dukungan Amerika Serikat yang disediakan memiliki tiga alat-komponen penting yaitu logistik, teknologi militer, dan dukungan ideologis untuk mempertahankan dan mendorong perlawanan Afghanistan ....

Ahli perang gerilya Amerika Serikat bekerja sama dengan Pakistan Inter-Services Intelligence (ISI) dalam mengorganisir kelompok Mujahidin dan dalam perencanaan operasi di Afghanistan.

... Namun kontribusi yang paling penting dari Amerika Serikat adalah untuk ... mendatangkan orang-orang dan material dari seluruh dunia Arab dan seterusnya. Orang-orang yang paling keras dan yang secara ideologi berdedikasi dicari dengan logika bahwa mereka akan menjadi pejuang terbaik. "Iklan-iklan dibayar dari dana CIA, dimuat dalam surat kabar dan buletin di seluruh dunia yang menawarkan motivasi dan membujuk mereka untuk bergabung dengan Jihad [Islam]." (Pervez Hoodbhoy, Peace Research, 1 May 2005)

Indoktrinasi Agama

Di bawah NSDD 166, bantuan Amerika Serikat untuk brigade Islam disalurkan melalui Pakistan dan tidak hanya terbatas pada bantuan militer yang bonafit. Proses indoktrinasi agama yang dilakukan Washington juga didukung dan dibiayai oleh US Agency for International Development (USAID), terutama untuk mengamankan kematian lembaga sekuler

... Amerika Serikat menghabiskan jutaan dolar untuk menyediakan buku sekolah Afghanistan yang penuh dengan gambar kekerasan dan ajaran Islam militan, bagian dari upaya rahasia untuk memacu resistensi terhadap pendudukan Sovyet.

Buku pelajaran memuat penjelasan tentang jihad dan menampilkan gambar-gambar seperti senjata, peluru, tentara dan ramjau darat, telah dilakukan sejak saat itu sebagai kurikulum inti dalam sistem sekolah Afghanistan. Bahkan Taliban menggunakan buku-buku yang diproduksi Amerika , ...

Gedung Putih membela isi buku agama tersebut dengan mengatakan bahwa prinsip-prinsip Islam menyerap budaya Afghanistan dan bahwa buku pelajaran sekolah tersebut "sepenuhnya sesuai dengan hukum Amerika Serikat dan kebijakannya." Namun ahli hukum mempertanyakan apakah buku buku pelajaran sekolah tersebut melanggar larangan konstitusional mengenai cara menggunakan uang pajak untuk memajukan agama.

... Pejabat AID mengatakan dalam wawancara bahwa mereka meninggalkan materi Islam secara utuh karena mereka takut pendidik Afghanistan akan menolak buku yang kekurangan substansi pemikiran Islam yang keras. US-AID menghapus logo dan penyebutan pemerintah Amerika Serikat dalam teks-teks pelajaran agama, demikian menurut Kathryn Stratos, seorang juru bicara AID.

"Ini bukan merupakan kebijakan AID untuk mendukung pelajaran agama," kata Stratos. "Tapi kami mendahului proyek ini karena tujuan utamanya ... Adalah untuk mendidik anak-anak, yang umumnya beraktivitas dengan kegiatan sekuler."

... Diterbitkan dalam bahasa Afghanistan yang dominan, yaitu Dari dan Pashtun, buku pelajaran dikembangkan pada awal 1980-an di bawah bantuan hibah AID ke Universitas Nebraska-Omaha serta Pusat Studi Afghanistan. Lembaga ini menghabiskan US$ 51 juta dalam program pendidikan Universitas di Afghanistan dari tahun 1984 sampai dengan tahun 1994 "(Washington Post, 23 Maret 2002).

Peran NeoCons

Ada kesinambungan. Arsitek operasi rahasia dalam mendukung "fundamentalisme Islam" yang dilaksanakan selama kepresidenan Reagan, memainkan peran kunci dalam melancarkan "Perang Global Melawan Terorisme" yang di bangun pasca serangan 9/11.

Beberapa orang Neocons dari Pemerintahan Bush Junior adalah mantan para pejabat tinggi selama masa kepresidenan Reagan.

Richard Armitage, adalah mantan Deputi Menteri Luar Negeri selama George W. Bush periode pemerintahan pertama (2001-2004). Ia memainkan peran sentral kunci pasca 9/11 yang melakukan negosiasi dengan Pakistan menjelang invasi ke Afghanistan pada bulan Oktober 2001. Pada era Reagan, ia menjabat sebagai Asisten Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Keamanan Internasional. Dalam kapasitas ini, ia memainkan peran penting dalam pelaksanaan NSDD 163 sementara juga memastikan hubungan dengan militer Pakistan dan aparat intelijennya.

Sementara itu, Paul Wolfowitz dari Departemen Luar Negeri bertanggung jawab atas tim kebijakan luar negeri yang terdiri dari antara lain, Lewis Libby, Francis Fukuyama dan Zalmay Khalilzad.

Kelompok Wolfowitz juga terlibat dalam peletakkan dasar konseptual dukungan rahasia Amerika Serikat kepada partai-partai dan organisasi Islam di Pakistan dan Afghanistan.

Menteri Pertahanan Robert Gates, yang kini menjabat dalam pemerintahan Obama, juga terlibat dalam mendirikan dasar untuk operasi rahasia CIA. Dia diangkat menjadi Wakil Direktur Intelijen oleh Ronald Reagan pada tahun 1982, dan Wakil Direktur CIA pada tahun 1986, posisi yang ia pegang sampai 1989. Gates memainkan peran kunci dalam perumusan NSDD 163, yang menetapkan kerangka kerja yang konsisten untuk mempromosikan fundamentalisme Islam dan menyalurkan dukungan rahasia kepada brigade Islam. Dia juga terlibat dalam skandal Iran Contra. .

Operasi Iran-Contra

Richard Gates, Colin Powell dan Richard Armitage, antara lain, juga terlibat dalam operasi Iran-Contra.

Armitage mempunyai hubungan dekat dengan Kolonel Oliver North. Wakilnya dan pejabat kepala anti-teroris Noel Koch adalah bagian dari tim yang dibentuk oleh Oliver North.

Signifikansi operasi Iran-Contra juga menghubungkan ke dalam proses penyaluran dukungan rahasia kepada brigade Islam di Afghanistan. Skema Iran-Contra melaksanakan beberapa kebijakan luar negeri terkait, yaitu:

Pengadaan senjata ke Iran sehingga mempertahankan berlangsungnya perang Irak-Iran
Mendukung Contras di Nicaragua
Mendukung brigade Islam di Afghanistan yang disalurkan melalui ISI-Pakistan.

Setelah pengiriman misil anti-tank TOW ke Iran, hasil penjualan tersebut disimpan di rekening bank dan uang itu digunakan untuk membiayai Contras di Nikaragua dan Mujahidin.

"The Washington Post melaporkan bahwa keuntungan dari penjualan senjata ke Iran disimpan dalam sebuah akun yang dikelola CIA dimana Amerika Serikat dan Arab Saudi masing-masing telah menyimpan sejumlah US$ 250 juta. Uang itu kemudian disalurkan tidak hanya untuk Contras di Amerika Tengah akan tetapi juga kepada pemberontak yang sedang memerangi pasukan Sovyet di Afghanistan. " (US News & Laporan Dunia, 15 Desember 1986).

Meskipun Letnan Jenderal Colin Powell tidak terlibat secara langsung dalam negosiasi transfer senjata yang telah dipercayakan kepada Oliver North, ia berada di antara "setidaknya lima orang dalam yang mengetahui bahwa senjata Pentagon sedang dipindahkan ke CIA." (The Record, 29 Desember 1986). Dalam hal ini, Powell langsung berperan dalam memberikan "lampu hijau" untuk pejabat tingkat bawah yang terang-terangan melanggar prosedur Kongres. Menurut the New York Times, Colin Powell mengambil keputusan (pada tingkat pengadaan militer), untuk memungkinkan pengiriman senjata ke Iran

"Buru-buru, salah satu pria paling dekat dengan Menteri Pertahanan Weinberger, Mayor Jenderal Colin Powell, melewati sistem focal point tertulis''''prosedur dan memerintahkan Badan Logistik Pertahanan [bertanggung jawab atas pengadaan] untuk menyerahkan yang pertama dari 2.008 rudal TOW untuk CIA, yang bertindak sebagai potongan untuk pengiriman ke Iran ". (New York Times, 16 Februari 1987)

Menteri Pertahanan Robert Gates juga terlibat dalam Affair Iran-Contra.

Perdagangan Narkoba Bulan Sabit Emas

Sejarah perdagangan Narkoba di Asia Tengah sangat erat terkait dengan operasi-operasi rahasia CIA. Sebelum perang Sovyet-Afghan, produksi opium di Afghanistan dan Pakistan diarahkan untuk pasar regional kecil. Tidak ada produksi lokal heroin. (Alfred McCoy, Drug Fallout: the CIA's Forty Year Complicity in the Narcotics Trade. The Progressive, 1 August 1997).

Studi Alfred McCoy memastikan bahwa dalam dua tahun sejak serangan operasi CIA di Afghanistan, "perbatasan Pakistan-Afghanistan menjadi produsen heroin terbesar di dunia." (Ibid) Berbagai kelompok paramiliter Islam dan organisasi diciptakan. Hasil dari perdagangan obat bius Afghanistan, yang dilindungi oleh CIA, digunakan untuk membiayai berbagai pemberontakan:

"Di bawah perlindungan CIA dan Pakistan, militer Pakistan dan perlawanan Afghanistan membuka laboratorium heroin di perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Menurut The Washington Post yang terbit pada Mei 1990, di antara produsen heroin yang utama adalah Gulbuddin Hekmatyar, seorang pemimpin Afghanistan yang menerima sekitar setengah dari senjata rahasia yang dikirim Amerika Serikat ke Pakistan. Walaupun ada keluhan tentang kebrutalan Hekmatyar dan perdagangan narkoba dalam jajaran perlawanan Afghanistan saat itu, CIA tetap mempertahankan suatu aliansi yang tidak biasa dan mendukung dia tanpa syarat atau pembatas.

Setelah heroin dikeluarkan dari lab di barat laut perbatasan Pakistan, Mafia Sisilia mengimpor Narkoba ke Amerika Serikat, di mana mereka segera menguasai enam puluh persen pasar heroin Amerika Serikat. Artinya, enam puluh persen pasokan heroin Amerika Serikat datang secara tidak langsung dari operasi CIA. Selama dekade tahun 1980-an operasi ini, kesatuan DEA yang berjumlah besar di Islamabad tidak melakukan penangkapan namun berpartisipasi serta tidak ada penyitaan, sehingga memungkinkan sindikat secara de facto bebas untuk mengekspor heroin. Sebaliknya, seorang detektif Norwegia dengan sendirian, mengikuti kesepakatan heroin dari Oslo ke Karachi, mengadakan penyelidikan yang memasukkan bankir kuat Pakistan yang dikenal sebagai anak pengganti Presiden Zia ke balik jeruji besi. DEA di Islamabad tidak ada orang yang bertanggungjawab, tidak melakukan apa pun dan ditinggal pergi begitu saja.

Mantan operatif CIA mengakui bahwa operasi ini menyebabkan perluasan perdagangan heroin Pakistan-Afghanistan. Pada tahun 1995 mantan Direktur CIA perwakilan Afghanistan, Mr Charles Cogan, mengakui mengorbankan perang Narkoba untuk melawan Perang Dingin. "Misi utama kami adalah untuk melakukan sebanyak mungkin kerusakan kepada Sovyet Kami benar-benar tidak memiliki sumber daya atau mencurahkan waktu untuk suatu penelitian mengenai perdagangan narkoba,." Demikian dikatakannnya kepada televisi Australia. "Saya tidak berpikir bahwa kita perlu meminta maaf untuk hal ini. Setiap situasi ada akibatnya. Ada akibat yang ditimbulkan Narkoba, ya, tapi tujuan utamanya dapat dicapai. Sovyet meninggalkan Afghanistan." (Alfred McCoy, Testimony before the Special Seminar focusing on allegations linking CIA secret operations and drug trafficking-convened February 13, 1997, by Rep. John Conyers, Dean of the Congressional Black Caucus)

Perdagangan Narkotika Yang Menguntungkan di Era Paska Perang Dingin

Perdagangan Narkoba terus berlanjut selama bertahun-tahun pasca perang Dingin. Afghanistan menjadi pemasok utama heroin ke pasar Barat, sebenarnya hampir pemasok tunggal: lebih dari 90 persen heroin yang dijual ke seluruh dunia berasal dari Afghanistan. Penyelundupan yang menguntungkan ini terikat ke dalam politik Pakistan dan militerisasi Negara Pakistan. Ini juga memiliki kaitan langsung kepada struktur ekonomi Pakistan dan perbankan serta lembaga keuangan, yang sejak awal perdagangan Narkoba di Bulan Sabit Emas telah terlibat dalam operasi pencucian uang yang luas, yang dilindungi oleh militer dan aparat intelijen Pakistan

Menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Narcotics Control Strategy Report (2006) (dikutip dari Daily Times, 2 March 2006),)

"Jaringan kriminal Pakistan memainkan peran sentral dalam pemindahan dan pengangkutan narkoba serta barang-barang selundupan lainnya dari Afghanistan ke pasar internasional Pakistan. Negara transito Narkoba utama. Hasil dari perdagangan narkotika untuk mendanai kegiatan teroris sering dicuci dengan menggunakan sistem alternatif yang disebut Hawala. ....

"Berulang kali, sebuah jaringan badan amal swasta yang tidak teratur juga muncul sebagai sumber dana terlarang yang signifikan untuk jaringan teroris internasional," kata laporan itu ... "

Sistem Hawala dan badan amal hanyalah puncak gunung es. Menurut laporan Departemen Luar Negeri, "Bank Negara Pakistan telah membekukan lebih dari dua puluh tahun sedikitnya berjumlah US$ 10,5 juta "milik 12 perusahaan dan perorangan yang terkait dengan Osama bin Laden, Al Qaeda atau "Taliban. Apa laporan lupa untuk menyebutkan bahwa sebagian besar dari hasil perdagangan obat bius Afghanistan dicuci di institusi perbankan bonafit Barat.

Taliban Mencegah Perdagangan Narkoba

Sebuah haluan perubahan besar dan tak terduga dalam perdagangan obat CIA yang disponsorinya terjadi pada tahun 2000.

Pemerintah Taliban yang berkuasa pada tahun 1996 dengan dukungan Washington, pada tahun 2000-2001 melaksanakan program penting pemberantasan opium dengan dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berfungsi untuk melemahkan perdagangan Narkoba yang bernilai milyaran dolar. (Untuk lebih rinci lihat, Michel Chossudovsky, Amerika Perang Melawan Terorisme, Global Research, 2005).

Pada tahun 2001 sebelum invasi yang dipimpinan Amerika, produksi opium di bawah program pemberantasan Taliban menurun lebih dari 90 persen.

Sebagai akibat langsung dari invasi yang dipimpin Amerika Serikat, pemerintahan Bush segera memerintahkan agar hasil panen opium tidak dihancurkan dengan alasan palsu bahwa hal ini akan melemahkan pemerintah militer Pervez Musharraf.

"Beberapa sumber di Capitol Hill mencatat bahwa CIA menentang penghancuran pasokan opium Afghanistan karena dengan dilakukannya hal tersebut dapat menggoyahkan pemerintah Pakistan, Jenderal Pervez Musharraf. Menurut sumber ini, intelijen Pakistan mengancam akan menggulingkan Presiden Musharraf jika tanaman tersebut hancur. ...

'Jika sebenarnya mereka [CIA] menentang penumpasan perdagangan opium Afghanistan, maka hanya akan berfungsi untuk mengabadikan keyakinan bahwa CIA adalah lembaga tanpa moral; mengerjakan program mereka sendiri dan bukannya melakukan secara konstitusional dari pemerintahan yang terpilih ". (NewsMax.com, 28 March 2002)

Sejak invasi yang dipimpin Amerika Serikat, produksi opium telah meningkat 33 kali lipat dari 185 ton pada tahun 2001 di bawah Taliban menjadi 6100 ton di tahun 2006. Pertumbuhan daerah meningkat menjadi 21 kali lipat sejak invasi pimpinan Amerika Serikat 2001. . (Michel Chossudovsky, Global Research, 6 January 2006)

Pada tahun 2007, Afghanistan memasok sekitar 93% pasokan global heroin. Hasil (dalam hal nilai eceran) dari perdagangan Narkoba Afghanistan diperkirakan (2006) menjadi lebih dari 190 miliar dolar per tahun, mewakili fraksi yang signifikan dalam perdagangan global narkotika. (Ibid)

Hasil selundupan yang menguntungkan bernilai miliaran dolar ini didepositkan di bank Barat. Hampir secara keseluruhan peningkatan pendapatan hanya untuk kepentingan kelompok dan sindikat kriminal di luar Afghanistan.

Pencucian uang Narkoba merupakan aktivitas milyaran dolar, yang terus dilindungi oleh CIA dan ISI. Sebagai hasil dari invasi Amerika Serikat ke Afghanistan pada tahun 2001.

Jika diingat kembali, salah satu tujuan utama dari invasi ke Afghanistan pada tahun 2001 adalah untuk mengembalikan perdagangan obat bius.

Militerisasi Pakistan melayani kepentingan kekuatan politik, keuangan dan kriminal yang mendasari perdagangan obat bius. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat cenderung untuk mendukung kepentingan-kepentingan kekuatan yang berpengaruh. CIA terus melindungi perdagangan narkoba Bulan Sabit Emas. Meskipun komitmennya untuk memberantas perdagangan narkoba, produksi opium di bawah rezim Presiden Afghanistan Hamid Karzai terus meroket.

Pembunuhan Jenderal Zia Ul-Haq

Pada bulan Agustus 1988, Presiden Zia tewas dalam kecelakaan pesawat udara bersama dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Pakistan Arnold Raphel dan beberapa jenderal Pakistan. Kenyataan terjadinya kecelakaan pesawat udara tersebut tetap diselimuti misteri.*)

Setelah kematian Zia, pemilihan parlemen diadakan dan Benazir Bhutto dilantik sebagai Perdana Menteri pada bulan Desember 1988. Dia kemudian diberhentikan oleh pengganti Zia, Presiden Ghulam Ishaq Khan atas dasar dugaan korupsi. Pada tahun 1993, ia terpilih kembali dan kembali diberhentikan dari jabatannya pada tahun 1996 atas perintah Presiden Farooq Leghari.

Keberlangsungan tetap dipertahankan sungguh-sungguh. Tidak berapa lama pasca Zia, pemerintahan terpilih Nawaz Sharif dan Benazir Bhutto, peran sentral dari pendirian intelijen-militer dan hubungannya ke Washington tidak pernah dituntut.

Baik Benazir Bhutto maupun Nawaz Sharif melayani kepentingan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Ketika berkuasa, pemimpin yang terpilih secara demokratis, tetap mendukung kelangsungan kekuasaan militer. Sebagai Perdana Menteri dari 1993 hingga 1996, Benazir Bhutto "mendukung kebijakan mendamaikan terhadap Islam, khususnya Taliban di Afghanistan" yang didukung oleh ISI Pakistan (See F. William Engdahl, Global Research, January 2008)

Penerus Benazir Bhutto sebagai Perdana Menteri, adalah Mia Muhammad Nawaz Sharif dari Liga Muslim Pakistan (PML), kemudian digulingkan pada tahun 1999 dalam sebuah kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Pervez Musharraf dengan dukungan Amerika Serikat.

Kudeta tahun 1999 dihasut oleh Jenderal Pervez Musharaf yang didukung oleh Kepala Staf Gabungan, Letnan Jenderal Mahmoud Ahmad, yang kemudian diangkat ke posisi kunci, yaitu kepala intelijen militer (ISI).

Sejak awal pemerintahan Bush pada tahun 2001, Jenderal Ahmad tidak hanya membina hubungan dekat dengan rekannya direktur CIA Amerika Serikat, George Tenet, tetapi juga dengan anggota penting pemerintah Amerika Serikat termasuk Menteri Luar Negeri, Colin Powell, Wakil Menteri Luar Negeri, Richard Armitage, termasuk Porter Goss, yang pada waktu itu menjadi Ketua Komite House Intelijen. Ironisnya, menurut laporan FBI September 2001, Mahmoud Ahmad juga dikenal sebagai orang yang dicurigai berperan dalam mendukung dan membiayai serangan teroris 9/11 yang tanpa bukti itu, serta hubungannya dengan Al Qaeda dan Taliban. (See Michel Chossudovsky, America's "war on Terrorism, Global Research, Montreal, 2005)

Penutup

Berbagai organisasi "teroris" ini diciptakan sebagai akibat dukungan CIA. Mereka bukan produk agama. Proyek ini bertujuan untuk mendirikan "sebuah kekhalifahan pan-Islam" yang sebenarnya merupakan bagian dari operasi intelijen yang dirancang secara hati-hati.

Dukungan CIA kepada Al Qaeda bagaimanapun tidak berakibat mempersingkat berakhirnya Perang Dingin. Bahkan sebaliknya. Pola dukungan rahasia sebelumnya adalah dengan berusaha untuk mendapat arah/tujuan yang bersifat global dan kemudian meningkat menjadi semakin canggih.

"Perang Global Melawan Terorisme" adalah sebuah konsepsi (konstruksi) intelijen yang kompleks dan rumit. Dukungan rahasia yang diberikan kepada "kelompok ekstremis Islam" merupakan bagian dari agenda kekaisaran. Ini dimaksudkan untuk melemahkan dan akhirnya menghancurkan lembaga-lembaga pemerintah sekuler dan sipil, sementara juga memberikan kontribusi untuk menjelekkan dan memfitnah Islam. Ini adalah alat penjajahan yang bertujuan untuk melemahkan negara-negara berdaulat dan mengubah negara-negara menjadi wilayah-wilayah.

Untuk keberhasilan operasi intelijen, dengan cara apapun berbagai organisasi-organisasi Islam dibuat dan dilatih oleh CIA harus tetap tidak menyadari peran yang mereka lakukan di atas papan catur geopolitik, atas nama Washington.

Selama bertahun-tahun, organisasi-organisasi ini memang memperoleh otonomi dan kemandirian dalam tingkat tertentu dalam hubungannya dengan sponsor mereka yaitu Amerika Serikat-Pakistan. Bahwa wujud "kemerdekaan" bagaimanapun juga penting, namun merupakan bagian integral dari operasi intelijen rahasia. Menurut mantan agen CIA, Milton Beardman, Mujahidin tanpa kecuali tidak menyadari bahwa peran yang mereka lakukan sebenarnya atas nama Washington. Dalam kata-kata bin Laden (dikutip oleh Beardman): "Baik Saya maupun saudara-saudara saya tidak melihat adanya bukti bantuan Amerika". (Weekend Sunday (NPR); Weiner Eric, Ted Clark, 16 Agustus 1998).

"Terdorong oleh perasaan nasionalisme dan semangat keagamaan, pejuang-pejuang Islam tidak menyadari bahwa mereka memerangi tentara Uni Sovyet atas nama Paman Sam. Walaupun ada kontak di tingkat atas dari hirarki intelijen, para pemimpin pemberontak Islam di medan perang tidak mempunyai kontak dengan Washington ataupun CIA ."(Michel Chossudovsky, America's War on Terrorism, Chapter 2).

Perekayasaan "terorisme" - termasuk dukungan rahasia kepada teroris - diperlukan untuk memberikan legitimasi terhadap "perang melawan terorisme".

Berbagai kelompok fundamentalis dan paramiliter yang terlibat dalam kegiatan "teroris" yang disponsori Amerika Serikat adalah merupakan "aset intelijen". Setelah terjadinya serangan 9/11, fungsi mereka ditentukan sebagai "aset intelijen" adalah dalam rangka melakukan peran sebagai "musuh Amerika" yang kredibel.

Di bawah pemerintahan Bush, CIA terus mendukung (melalui Pakistan ISI) beberapa kelompok berbasis Islam Pakistan. ISI dikenal mendukung Jamaat al-Islami, yang juga terdapat di Asia Tenggara, Lashkar-e-Tayyaba, Jehad a-Kashmiri, Hizbul-Mujahidin dan Jaish-e-Mohammed.

Kelompok-kelompok Islam yang dibuat oleh CIA ini juga dimaksudkan untuk menggalang dukungan publik di negara-negara Muslim. Tujuan mendasar adalah untuk menciptakan perpecahan dalam masyarakat nasional di seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah, sementara juga memicu perselisihan sektarian dalam Islam, akhirnya dengan maksud untuk membatasi pengembangan resistensi massa sekuler yang berbasis luas, yang akan menantang ambisi kekaisaran Amerika Serikat.

Fungsi musuh dari luar juga merupakan bagian penting dari propaganda perang yang dibutuhkan untuk merangsang opini publik Barat. Tanpa musuh, perang tidak bisa dilakukan. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat perlu untuk merekayasa musuh, untuk membenarkan berbagai intervensi militer di Timur Tengah dan Asia Tengah. Sebuah musuh diperlukan untuk membenarkan agenda militer, termasuk "pengejaran terhadap Al Qaeda". Perekayaan musuh dan fitnah dibutuhkan untuk membenarkan tindakan militer.

Keberadaan musuh di luar membenarkan ilusi bahwa "perang melawan terorisme" adalah nyata. Ia membenarkan dan menyajikan intervensi militer sebagai operasi kemanusiaan didasarkan pada hak untuk membela diri. Ini membenarkan ilusi "konflik peradaban". Tujuan pokok akhirnya adalah untuk menyembunyikan tujuan ekonomi dan strategis yang sebenarnya di balik perang yang lebih luas di Timur Tengah dan Asia Tengah.

Secara historis Pakistan memainkan peran sentral dalam "perang melawan terorisme". Pakistan membenarkan sebuah sudut pandang pusat geopolitik Washington. Perbatasannya atas Afghanistan dan Iran. Hal ini memainkan peran penting dalam pelaksanaan operasi militer Amerika Serikat dan sekutunya di Afghanistan maupun dalam konteks rencana perang Pentagon dalam kaitannya dengan Iran.

Diterjemahkan dari Sumber:
http://www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=20958

0 komentar:

Posting Komentar