Yeah.. gw awalnya tau Vietnam ya Perang Vietnam yang mengalahkan Amerika gitu. Lha wong film2 dan buku sejarah jaman sekolah ngebahasnya juga gak jauh-jauh dari cerita perang Vietnam. Sampai pada akhirnya si Airaisyah memberikan tiket promo ke Ho Chi Minh (dulu namanya Saigon), terbukalah pandangan ini tentang Vietnam.
Ini adalah seri pertama dari jalan-jalan ke 3 negara: Vietnam, Kamboja (Cambodia), dan Malaysia. Tujuan pertama adalah Ho Chi Minh (Vietnam). Waktu pertama kali denger Ho Chi Minh, sempat berpikir dan googling kira-kira tempat yang menarik di sana apa ya? Nyari-nyari dan sepertinya kurang begitu menarik, akhirnya kami mengunjungi tempat di luar Ho Chi Minh yang bukan tempat yang biasa didatengin wisatawan. mau tau? Oke kita mulai aja cerita jalan-jalan ke Vietnam nya…
Jumat
Kami berangkat melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta pukul 16.35 sore dengan naik Airaisyah kesayangan kami tentunya hehehe.. Harga tiket cuman Rp 176.000/orang. Harga promo tapi bukan gw promosiin si Airaisyah loh ya..
Pukul 19.40 tibalah kami di Tan Son Nhat International Airport, Ho Chi Minh. Kota Ho Chi Minh atau Saigon ini kalo di Indonesia mirip kota Medan. Banyak ruko-ruko, jalanan lebar tapi pengendara semrawut, banyak motor, tapi banyak juga yang naik sepeda onthel, banyak tempat karaoke, dan terdapat sedikit gedung pencakar langit. Pokoknya berasa di Medan deh..
Dalam bayangan gw sebelumnya, wah pasti Vietnam ini pake tulisan2 cacing kayak Thailand gitu. Eh, ternyata enggak lho… Tulisannya latin kok, bisa dibaca walopun gak ngerti sama sekali artinya… (-__-)!
Untuk urusan roaming internasional, gw kagak ada masalah. Kebetulan operator seluler gw adalah XL, bisa sih buat sms dan telpon dengan pilihan operator lokal Vinafone/VN Mobile/Vittel, tapi gak bisa buat ngenet heuheuheu…puasa bandwith deh guweh… Yah lumayanlah masih diberi kesempatan telpon dan sms, daripada operator lain yang gak bisa sama sekali disini..
Di bandara sudah menunggu teman kami yang sudah menyewa mobil untuk mengantar kita ke Mui Ne. Yess, baru datang di Saigon langsung lanjut ke Mui Ne karena tidak ada bus yang berangkat malam. Harga sewa mobil ini US$110 plus sopirnya. Yah lumayan lah dibagi kami bertujuh jadinya Rp 142 ribuan lah untuk jarak Ho Chi Minh – Mui Ne yang 5 jam itu.. Masuklah kami ke mobil, ehhh lha dalah… Syoknya kami ternyata mobil di Vietnam setir mobilnya ada di sebelah kiri..
Sepanjang jalan menuju Mui Ne benar-benar merasa sangat tidak asing lagi pemandangannya. Ya, memang tipikal rumah penduduk di sini mirip banget dengan Indonesia. Hanya saja kalo malam lampu-lampu rumah mati semua, beda dengan rumah-rumah Indonesia yang nyalain lampu luar rumah.
Setelah sampe di Mui Ne larut malam sekitar jam 01.45, kitapun mencari penginapan. Ada hostel yang direkomendasiin sama sopirnya. Dan penuh… pake bangunin yg punya rumah pulak hihihi.. Ya udah, akhirnya kami muter2 dan dapat juga penginapan persis di pinggir pantai, namanya Hoa Bien. Lumayan lah ada AC, kipas angin, TV, kamar mandi dalam dengan air panas/dingin, handuk, dua tempat tidur per kamar, dan free wifi. Tarif hostelnya 350.000 Dong/kamar (1 dong = Rp0,5 atau Rp1= 2 Dong Vietnam) bisa dipakai 2-4 orang. Kendala selanjutnya adalah si pemilik gak bisa bahasa Inggris…nah lo…
Sabtu
Bangun sangat subuh karena kami ingin mengejar sunrise di Mui Ne, dengan menyewa jeep dengan tarif 400.000-600.000Dong tergantung besar kecilnya jeep, berangkatlah kami tour keliling Mui ne. Tujuan pertama kami adalah ngeliat sunrise di Red Sand Dunes. Yup, sangat unik sekali di negara tropis terdapat gurun pasir. Gw sangat heran karena di sekitar Mui Ne ini sangat banyak gurun pasir. Padahal hujan juga ada. Tanaman tropis juga banyak. Hmm…sampe sekarang masih penasaran karena penduduk sekitar gw tanyain kagak ngarti juga!
Nah banyak sekali penduduk terutama anak-anak kecil yang menyewakan papan buat perosotan di gurun. Mereka bisa bahasa Inggris lho. Tapi kami gak nyewa karena takut keasyikan ntar lupa waktu lagi hehehe.. (padahal kami malas aja nambah budget lagi, di awal trip lagi)
Dan pada akhirnya kami memang lupa waktu beneran. Sampe sopir jeepnya agak kesel karena kami ngaretnya dah kayak kondom karet.. Ya udah damai ya pir ya.. Next, perjalanan kami lanjutkan ke White Sand Dunes. Kalo sebelumnya gurun pasirnya warna merah, kalo yang ini warnanya ungu… ya kagak mungkinlah white itu dimana2 warnanya ijo! (makin meracau deh)..
White Sand Dunes ini adalah padang pasir putih yang dipinggirnya ada telaga mirip oase di gurun saja. Pas kesana cuman kami bertujuh saja, sehingga suasana damai bener-bener terasa sekali.
Setelah puas main-main dan jeprat-jepret di gurun pasir putih ini, tujuan selanjutnya adalah Fishing Village. Kampung nelayan ini sangat ramai nelayannya (ya iyalaaah…). Kapal-kapal yang berlabuh di pantai ini banyak sekali hampir mirip kutu di laut.
Nah kutu-kutu tersebut seperti ini penampakannya, berbentuk bulat dan sampannya mirip centong nasi. lucu ya…
Nah tujuan keempat atau tour terakhir jalan-jalan di Mui Ne ini adalah ke Fairy Stream. Ya apa ajalah kata lu pir sopir, gw ngikut aja deh karena gw taunya Mui Ne sebelumnya cuman Red Sand Dunes. Ternyata banyak spot yang dikunjungi juga ya… Dimulai dengan menyusuri sungai dangkal sedalam mata kaki (dibilang selokan kok ya mirip sungai, dibilang sungai kok ya dangkal banget). Berjalan dan terus berjalan akhirnya menemukan pemandangan yang indah mirip Grand Canyon. Tapi dinding lembah yang ini bukan batu cadas, tapi pasir! Hmmm… mungkin para peri suka main pasir kali ya sehingga dinamain Fairy Stream (ngasal loe!!!)
Dan tur ini kita cuman bayar sewa jeep doank lho, masuk ke objek wisata gratis tanpa tiket masuk.
Lapar dan haussss… tengok kanan kiri kok gak ada indomart ya…. balik ke hostel aja ah… Di Hostel kami pesen omelet plus roti buat sarapan. Hloh kok ada tagihan? Ehh…ternyata gak gratis euy sarapannya.. bayar 15.000Dong. Beginilah rasanya kalo penduduk lokal gak bisa bahasa Inggris, sedangkan turisnya pun bahasa Inggrisnya belepotan. Sambil ngantri temen-temen yg mandi, gw nonton tivi. Dan gw ketawa sengakak-ngakaknya ngeliat acara tivi di sini. Lucu gitu acaranya? Kagak sama sekali. Serial drama Korea tapi dubbernya cuman 1 orang, jadi semua pemeran baik itu cowok maupun cewek di dubbingnya ama 1 suara!!! gelo lah..
Setelah mandi, hmmm.. dah disediain hammock gratis dipinggir pantai. leyeh-leyeh bentar ah sambil menunggu jemputan bis balik ke Ho Chi Minh. FYI, penduduk Vietnam ini hobi banget leyeh-leyeh di hammock. Hampir di setiap rumah ada hammock..
Jam 13.33, datanglah bus yang akan mengantarkan kami balik ke Ho Chi Minh. Dengan harga 90.000Dong atau Rp45.000 benar-benar lumayan untuk nganterin kita selama 5 jam perjalanan. Busnya sih oke, tapi please deh lagu2 yang diputer itu lho lagu2 yang hampir sama “ajaib” nya dengan bus malam di Indonesia. Selesai banyak lagu, diputerin pula Srimulat ala Vietnam.. Penumpang lain yg orang Vietnam ngakak2, gw cuman bisa bengong aja.. (dalam hati kalo loe pada jalan-jalan ke Indonesia gw balas puterin Srimulat yang asli tau rasa loe )
Pukul 18.48 sampailah kami di Ho Chi Minh. Bus berhenti pas di sekitar De Tham Street, jalanan yang ramai turis2 mancanegara. Pas banget di sini juga banyak hostel dan travel. Setelah muter2, nanya-nanya keluar masuk hostel, dapetlah Hotel Phoenix 74. Hostelnya di ruko biasa aja, dua bed besar yang bisa diisi 4 orang/kamar, dengan tarif 20USD/4 orang atau 18USD/3orang. Tanpa breakfast, tapi internet gratis. Lumayanlah…
De Tham Street
Malam-malam kami jalan-jalan di sekitar De Tham Street. Banyak sekali pemandangan gadis2 cantik dan seksi berpakaian mini bebas berkeliaran di Vietnam, dari yang naik motor, pejalan kaki, pelayan hostel, sampai penumpang bus pun berdandan mini-mini. Dan semua orang bersikap biasa aja dengan cewek2 berbaju mini ini… Kalo di Indonesia mah bisa diarak keliling kampung telanjang nih..
Kemudian kami nyari makan, nyari tour keliling Ho Chi Minh buat 3 rekan kami, dan nyari Bus buat kami berempat yang akan melanjutkan perjalanan ke Siem Reap, Kamboja. Kami memang terbagi menjadi 2 grup yang terpisah. grup 1 jalan2 keliling Ho Chi Minh, grup gw sendiri lebih memilih melarikan diri ke Kamboja. Nah ada travel yang lumayan murah di sini yang bahkan lebih murah dari travel yang ada di hostel. Cari aja namanya Lac Hong Tour. Grup 1 memilih tour keliling Ho Chi Minh tarifnya 6USD, sedangkan tur di Cu Chi Tunnel (terowongan kecil tempat tentara Vietnam sembunyi jaman perang) tarifnya 6USD juga. Ada juga pertunjukan Water Puppet show, tapi gw lupa harganya hehehe. Grup 2 memilih ke Kamboja dengan membeli tiket bus Mekong Express (Ho Chi Minh-Siem Reap) yang akan berangkat jam 6.30 keesokan harinya seharga 21USD di hostel. Padahal kalo beli di Lac Hong Tour dapat harga 19USD. Siallll…
Penipuan
Kami sebelumnya membaca di internet bahwa banyak sekali cerita-cerita penipuan (scam) di sini, makanya kami hati-hati sekali. Semua ilmu dan jurus anti scam sudah kita siapkan, dan apakah kami berhasil melawan penipuan? No…. Kami juga TERTIPU!!!!
Gini ceritanya, malam hari untuk menghabiskan waktu kami ingin berfoto di depan patung Uncle Ho (namanya Ho Chi Minh yang diabadikan menjadi nama kota menggantikan nama Saigon), seorang pahlawan terkenal di Vietnam. Kami putuskan naik taksi Vinasun. Oke inilah jurus2 antiscam yg kami dapat dari internet. Jurus pertama perhatikan pakaian sopirnya pake kemeja atau tidak. Ternyata pakai kemeja. Jurus kedua adalah sopirnya pake dasi atau tidak. Ternyata tidak…hmmm mungkin bisa dimaklumi udah malem capek kali dia dasinya dilepas. Jurus ketiga liat Argometernya. Hmmm jalan dengan normal. Tenang….
Eh pas turun dari taxi barulah keributan terjadi. Argo yang menunjukkan angka 20 (yang artinya 20.000Dong), dikenakan ke kita 200 (yang artinya 200.000Dong). Wah adu argumen pun terjadi sampai ada kata “you lie you lie” dari teman kami yang artinya dalam bahasa Indonesia kira2 seperti ini “Pir taxi, loe tuh boong tau gak seh cyiiin”. Ada penduduk lokal pun gak banyak menolong, malah cenderung menolong si tukang taksi kampret itu. Ya udah masing-masing gak mau kalah, akhirnya kami ngalah dengan membayar 50.000Dong. Kalo dibagi bertujuh sebenarnya sih tarifnya cuman sebesar naik angkot di Jakarta, tapi yang bikin kesel jurus antiscam yang kami kuasai berbulan-bulanpun GAK MEMPAN!!! fyuhhh…
Dan berfoto-fotolah kami di depan patung Uncle Ho di depan Gedung Balaikota (Uy ban Nhan Dan) dengan hati kesal tapi muka manis karena harus berhadapan dengan kamera. Biarlah Tuhan yang membalas perbuatan tukang taksi tadi, dan biarlah Tuhan yang membuat muka kami selalu manis… Amiiin…
Minggu,
Subuh kami bangun untuk menunggu jemputan Mekong Express Bus jam 06.30 pagi. Bus ini bagus banget pelayanannya, dapet snack+minum, pramugarinya helpful dan bisa bahasa inggris pula.
Ah, setelah perjalanan 2 jam sampailah di Moc Bai, perbatasan darat Vietnam-Kamboja. Turun dari bis, kami mengurus imigrasi yang dibantu sama mbak pramugari yang baik hati tadi…
Okay guys, karena sudah sampai perbatasan,cerita Vietnam dicukupkan sampai sekian. kita lanjutkan perjalanan ke Kamboja/Kampuchea/Cambodia melalui Bavet, kantor imigrasi perbatasan di cerita selanjutnya..
Source by PUPPY TRAVELER
