Edisi Siem Reap

“Angkor is perhaps the greatest of Man’s essays in rectangular architecture that has yet been brought to life. - Arnold Joseph Toynbee”

Oke setelah Jalan-jalan di Vietnam, perjalanan ke 3 negara kita lanjutkan ke Kamboja/Cambodia. Masih seperti Vietnam, tulisan-tulisan di Kamboja sudah menggunakan huruf latin. Walopun ada beberapa yang ditambahin tulisan asli Kamboja, dan beberapa hanya tulisan Kamboja doang yang kayak cacing…

Kota pertama yang kita singgahi adalah Siem Reap. Suatu kota dimana Angkor Wat berada. Hmmm… Apa itu Angkor Wat? Secara harfiah Angkor artinya kota, dan Wat artinya Candi. Itu saja kah yang ada di Siem Reap? Yuk anak-anak mari jalan-jalan bareng om Puppy di Kamboja a.k.a Cambodia…


Minggu,

Sampai di Perbatasan Vietnam, kita harus mengurus imigrasi keluar Vietnam di Moc Bai, Vietnam. Kemudian bis mengantarkan kita ke Bavet, perbatasan masuk Kamboja dengan jarak yang sangat dekat yang sebenarnya bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Walaupun perjanjian bebas visa antara Kamboja dengan Indonesia telah ditandatangani tahun ini, tapi dalam praktiknya belum dilaksanakan di tahun ini juga. Dengan dibantu pramugari Mekong Express, kami mengurus Visa on Arrival (VoA) dengan membayar US$25 untuk sebuah sticker Visa yang ditempel di paspor kami.. Katanya sih kita harus bawa foto 4×6 sebanyak 4 buah untuk VoA ini, tapi kemarin enggak tuh. Noh foto gw malah nganggur dirumah. Mau? hehehe… Tidak perlu waktu lama untuk mengurus visa on arrival ini. Dan kamipun sudah berpindah negara…cihuy…

Pukul 13.00 sampailah kami di Phnom Penh, ibukota Cambodia ini. Bus Mekong Express yang kami naiki dari Ho Chi Minh memang kami bayar seharga US$21 untuk tujuan Siem Reap, akan tetapi tidak langsung ke Siem Reap melainkan bus transit dulu di Phnom Penh untuk ganti bis dari Phnom Penh ke Siem reap. Setelah menempuh perjalanan selama 12 jam Ho Chi Minh (Vietnam) – Siem Reap (Kamboja), akhirnya kami sampai juga di Siem Reap. Tuk-tuk (semacam bajaj) jemputan pun sudah menunggu kami di luar bus. Yup, hostel tempat kami menginap memang menyediakan antar-jemput gratis dari hostel ke sekitar Siem Reap (tapi yang bukan tour seharian ya…, karena ada tarifnya tersendiri)

Penginapan

Kami menginap di Palm Garden Lodge untuk 2 kamar 2 malam 4 bed untuk 4 orang dengan tarif US$23. Hmmm.. berarti artinya harga penginapan adalah US$3/orang/malam atau cuman Rp 30.000 rupiah!!! We..O…We..

Fasilitas? free breakfast, free minum, free internet/wifi, free antar jemput pake tuk-tuk ke daerah kota (antar jemput yak, bukan tour, dari jam 7 pagi-jam 10 malam), free fish spa, free kipas angin.. Mantab kan??? cuman Rp30.000 lho..

Oh ya, kalo mau pesen bus kemana aja atau ingin melihat pertunjukan2 jangan pake jasa hostel ini kalo bisa. Mending langsung ke agen busnya ato nyari info sendiri. Mereka sepertinya kurang mengerti. Selain harga selisih US$1 lebih mahal (untuk tiket bus)… Tapi untuk pelayanan gw acungi jempol lah…

Senin,

Setelah menginap semalam di hostel, tibalah saat yang dinanti, melihat sunrise di Angkor Wat. Yess, kompleks candi yang menjadi tujuan utama pariwisata di Siem reap. Kami rela bangun jam 4 pagi (waktu disini sama kayak di Indonesia yaitu GMT+7) untuk melihat sunrise di Angkor Wat. Sangat eksotis..



Transportasi

Sebenarnya hostel menyediakan tuk-tuk gratis bagi kita untuk antar jemput menuju ke sekitaran kota. Tapi untuk menuju ke lokasi wisata atau tour sehari kita harus bayar tuk-tuk. Nah tarif tuk-tuk keliling Angkor Wat ini adalah US$13 (tanpa guide). Jadi kita tidak mungkin memang mengelilingi kompleks candi-candi disekitaran Angkor Wat ini dengan jalan-kaki… luas banget boooo….

Nah, uniknya adalah setiap kita beli tiket masuk one day pass di Angkor Wat ini, tampang kita difoto sebelumnya untuk dicetak di tiket.. Ya udah gw pose alay aja buat lucu2an hehehe… Harga tiket masuknya US$20/orang/hari..

Nah Kompleks Candi Angkor ini luas sekali dan buaaaanyaak sekali. Gw kagum luar biasa karena di masa lalu kok ya bisa bikin bangunan megah seperti ini dengan relief yang begitu detail. Dan saking banyaknya kompleks candi ini, gw sampe bingung sendiri nama-nama candinya… hehehe… Oke kita jelajahi beberapa diantaranya yang paling populer aja ya…

1. Angkor Wat

Ini kompleks candi yang populer itu. Wajib didatangi pas sunrise yang sudah kita bahas sebelumnya. Kalo ingin naik ke puncaknya, tunggu agak siang sedikit sekitar jam 8.20-an sudah dibuka pintu untuk menuju puncak…



2. Angkor Thom/Bayon

Ini juga lebih banyak lagi candinya.. Sebelum masuk sudah disambut gerbangnya yang sangat populer dengan patung-patung kepala itu.
Gerbang masuk Angkor Thom

Disini banyak sekali candi-candi yang bisa ditelusuri. Salah satunya adalah candi yang isinya muka-muka.



3. Ta Phrom/Tomb Raider

Ini sebenarnya bagian kompleks candi kedua sebelum terakhir dari one day trip di kompleks candi Angkor ini. Tapi inilah yang kita gak sabar ingin kunjungi. Yup.. siapa sih yang gak kenal Tomb Raider-nya Angelina Jolie itu..

Candi-candi disini sangat tua dan lumutan. Juga benar-benar ‘terjajah’ oleh pohon-pohon disekitarnya. Pohon-pohon ini menginjak-injak candi seenak udelnya sendiri..hehehe…


Makan

Kalo bagi Anda yang ingin mengeksplore makanan disini banyak sekali jenisnya. Dengan nama-nama aneh dan rasa yang bermacam-macam. kalo ingin melihat pertunjukan tari tradisional Cambodia secara GRATIS, datang aja ke Temple Balcony yang di Pub Street. Tapi sekali lagi jangan nanya-nanya resepsionis hostelnya.. Mereka kayaknya nggak ngerti ntar malah disesatkan ke pertunjukan yang berbayar lagi… Langsung aja bilang ke resepsionis minta dianter tuk-tuk (gratis) ke Pub Street. Nah cari deh di situ Temple Balcony… Harga makanan? Kami berempat makan seabrek-abrek cuman Us$30,75…

Oh ya, Pub Street ini adalah jalan yang ditutup untuk tempat nongkrong para turis seperti di kota-kota turis lainnya. Dan gak asing lagi pemandangannya, yaitu para bule-bule tentunya..

Temple Balcony, Pub Street

Salah satu pertunjukan tari yang paling populer adalah Apsara Dance. Tarian ini dulunya sakral sekali karena hanya raja yang dapat melihatnya. Semacam Tari Bedaya Ketawang gitu kali ya kalo di Jawa..


Jadwal pertunjukan tari tradisional gratis di Temple Balcony Club, Pub Street
Nah, bagi Anda yang muslim dan ingin mencari makanan halal dan murah, minta antar aja ama tuk-tuknya ke Ustadz Haji Musa dekat Masjid An-Nikmah. Di sini makan seabrek-abrek untuk kami berempat malah cuman bayar US$10..eaaa…

Angkor Night Market

Tidak jauh dari Pub Street, ada pasar malam yang jual barang-barang kerajinan khas kamboja. Harganya? murah-murah kok, sumpah… asal mau menawar aja… Contohnya nih, kita beli gantungan kunci 15 buah cuman seharga Us$10, beli hammock 3 buah cuman seharga US$6, dan lain-lain. Males belanja? Banyak yang menawarkan spa disini.. Tinggal milih mau dipijat ama manusia atau ama ikan?

Selasa,

Setelah istirahat semalam, kita lanjutkan jalan-jalan di sekitar Siem Reap. Karena tour seharian, maka tuk-tuk yang kami naiki gak gretong lagi, tapi kudu bayar US$10/tuk-tuk/hari. Lumayan sih karena jarak tempuhnya juga lumayan jauh dari satu tempat ke tempat lainnya.

Silk Farm

Turun dari tuk-tuk, kita disambut oleh guide yang akan menjelaskan bagaimana ulat sutra itu diternak sampai menjadi kain. Hmm… dalam hati kok langsung disambut gini yak, nambah ongkos lagi deh…. Mau tau gw bayar berapa ama guide ini? Ntar setelah cerita proses pembuatan kain sutra dulu lah ya…

Nah ini kira-kira proses tenun sutra yang gw denger dari guide nya.. (maap kalo kelewat, soalnya gw keasyikan ngeliat-liat sambil foto-foto hihihi):

1. Petani menanam tanaman Mulberry. Nah di Kamboja ini tanaman Mulberry-nya udah hybrid alias persilangan dari berbagai macam bibit unggul..

2. Daun dipetik kemudian dikasih ke suatu loyang besar dan dimasukin deh ulet sutranya biar makan ampe kenyang disitu..

3. Sama kayak ulet-ulet lainnya, si Ona Sutra ini juga jadi kempompong (cocoon). Nah cocoon ini sebagian dibiarkan metamorfosisnya menjadi semacam kupu-kupu yang nantinya kawin, bertelur, dan melanjutkan keturunannya, dan sebagian lagi dijadikan benang sutra..

4. Cocoon yang mau dijadikan benang sutra ini direbus dulu untuk diambil seratnya!!! (astaga…sungguh teganya.. teganya..teganya.. seperti Rhomy Arama deh lu)
Perebusan Cocoon untuk diambil benangnya

5. Benang yang sudah diambil dari serat cocoon tadi kemudian dipintal..

6. Benang kemudian diberi warna. Warna alami terbuat dari perpaduan bahan-bahan alami. Hasilnya memang kurang “menyala”. Untuk mendapat warna yang menyala, maka digunakan pewarna kimia.

7. Setelah diwarnai dan dijemur, benang tersebut sudah siap deh ditenun sesuai dengan motif yang diinginkan..

Setelah berkeliling-keliling di silk farm, guide mengarahkan kita ke gallery untuk melihat barang-barang yang dibuat dari sutra. Harganya? sama kok kayak kain sutra lokal Indonesia. Dan kita bayar guidenya cuman Rp 5.000 (yup… lima ribu rupiah bener-bener pake rupiah). Sepertinya memang guidenya udah dibayar ama si pemilik gallery untuk menunjukkan proses pembuatan sutra miliknya. Dan kita kasih tips dalam rupiah karena buat kenang-kenangan dia aja..

Jadi sebenernya kalo masuk silk farm ini gratis, tanpa ditarik karcis masuk. Lumayan ngirit toh..

Angkor National Museum

Tiket ke museum ini tarifnya Us$10, hmm lumayan mahal yah.. Angkor National Museum ini berisi patung-patung dan sejarah candi-candi di Kamboja, bagaimana membedakan corak candi yang mencirikan dinasti tertentu, dan segala macam mengenai percandian. Museum ini bagus, komplit, dan megah sebenarnya. Tapi yang namanya gw kalo pergi ke museum cepet bosan, ya udah gw melihat-lihat saja tanpa banyak menyimak “sesuatu” yang melatarbelakanginya.. ga butuh waktu lama untuk gw melewati enter sampai exit hehehe..

Cambodian Cultural Village

Tempat yang ini malah kita gak berani masuk. Mengerikan ya? Ya enggak tau lah lha wong masuk aja takut. Maksudnya adalah takut membayar tiketnya… Harganya US$11.. Mahal bo…

Katanya sih Cambodian Cultural Village ini berisi segala macam kebudayaan Kamboja yang disatukan dalam satu lokasi gitu.. Mirip-mirip Taman Mini Indonesia Indah kali ya.. Entahlah hehehe.. Yang penting foto-foto diluarnya aja deh *wink*

Old Market

Ini adalah pasar tradisional di Siem Reap. Kondisinya hampir sama kayak pasar tradisional di Indonesia. Di sudut-sudut tertentu, bau amis ikan berpadu dengan bau buah nangka dan sampah benar-benar menciptakan aroma keharuman yang mengesankan… *mabok*

Disini banyak dijual sutra-sutra murah, teh tradisional, bumbu dapur tradisional, dan berbagai macam kerajinan khas Kamboja. Harganya murah kok, pokoknya ditawar sampai sewar-warnya deh.. Paling kalo kita gagal nawar, si penjual ngedumel pake bahasa Khmer hehehe..

Mata Uang

Untuk mata uang, di sini bisa pake Dollar Amerika dan bisa pake Riel Kamboja. Keren kan… Gw sering beli pake USD tapi kembaliannya pake Riel. Jadi gak perlu pusing-pusing nukerin Dollar ke money changer kan? FYI, saat gw jalan-jalan ke kamboja ini nilai tukarnya adalah US$1 = Rp9.000. Dan US$1 = 4.000Riel Kamboja. Jadi 1 Riel berapa Rupiah? *halah*

Bahasa

Untuk bahasa, kami tidak mengalami kesulitan yang berarti. Rata-rata penduduk disini bisa Bahasa Inggris. dari mulai pedagang pasar, sampai anak-anak bisa Bahasa Inggris. Hebat ya untuk negara yang agak tertinggal secara ekonomi macam Kamboja ini..

Bus Siem Reap – Phnom Penh

Kami pesan bus lewat hostel. Sepertinya hostel ini mengambil keuntungan US$1 per tiket deh. Contohnya waktu kami beli tiket dari Siem Reap ke Phnom Penh harganya adalah US$9. Eh pas gw tanya ke penumpang lain, harganya adalah US$8. Ya udahlah… Lha wong kita juga males repot…

Nama agen busnya adalah Virak-Buntham Express. Bus jemput kita ke hostel. Nah, kita beli tiket busnya yang jam 00.00 tengah malam. Kami kira bus ini adalah bus sleeping bus yang ada tempat tidurnya, karena kami ingin merasakan bus yang ada tempat tidurnya, eh ternyata enggak. Bus yang ada sleeping busnya itu adanya yang jam 20.30 doang… Abis kata si resepsionis hostel yang jam 00.00 itu ada sleeping busnya, penonton kecewa… Mendingan naek Mekong Express yang luar biasa pelayanannya itu deh..

Oke kita akhiri petualangan Kamboja edisi Siem Reap ini untuk menuju ke Ibukota Kamboja, Phnom Penh yang akan ditempuh dalam waktu 7 jam dari Siem Reap untuk melanjutkan jalan-jalan di Phnom Penh..

Source by PUPPY TRAVELER