Jumat, 21 Oktober 2011

Perang Salib Suci Amerika Melawan Dunia Islam

(America’s Holy Crusade against the Muslim World)

Oleh: Michel Chossudovsky

Kami telah mencapai sebuah transisi yang menentukan dalam evolusi doktrin militer Amerika Serikat . "Global War on Terorisme" (GWOT) yang langsung ditujukan terhadap Al-Qaeda yang diluncurkan setelah kejadian serangan atas WTC 9/11 yang berkembang menuju " perang agama", "perang salib suci" diarahkan terhadap Dunia Muslim.

Di bawah pemerintahan Bush, dogma militer Amerika Serikat dan propaganda perang melawan teror, tujuannya bukan memerangi Muslim namun pada dasarnya memerangi fundamentalisme Islam. "Ini bukan perang antara Barat dan Islam, akan tetapi ... perang melawan terorisme." Jadi yang disebut "Muslim yang Baik " harus dibedakan dari "Muslim yang Tidak Baik"

"Pembersihan debu reruntuhan puing menara kembar belum juga selesai pada tanggal 11 September 2001 ketika terjadi demam pencarian orang-orang "Muslim moderat, mereka yang akan memberikan jawaban, yang akan menjauhkan diri dari kemarahan dan mengutuk tindakan kekerasan " ekstremis Muslim "," fundamentalis Islam "dan" Islamis ". Dengan cepat dua kategori berbeda dari Muslim muncul:" baik "dan" buruk ", yang" moderat "," liberal "dan" sekularis "versus" fundamentalis ", para" ekstremis "dan" Islamis "." (Tariq Ramadan, , Good Muslim, bad Muslim, New Statesman, 12 Februari 2010)


Segera sesudah kejadian 9/11, umat Islam yang tinggal di sebagian besar negara Barat dengan mencolok sekali bersikap defensif. Pemisahan antara "Muslim yang baik" dengan "Muslim yang tidak baik" diterima secara luas. Serangan teroris pada 9/11 yang diduga dilakukan oleh Muslim, tidak hanya dikutuk, masyarakat Muslim juga mendukung invasi pendudukan atas Afghanistan yang dilakukan Amerika Serikat-NATO, sebagai bagian dari serangan yang ditujukan terhadap fundamentalisme Islam.

Faktanya bahwa serangan yang terjadi pada 9/11 tidak dihasut oleh Muslim dan hal ini jarang diakui oleh komunitas Muslim. Juga tidak menyebutkan hubungan yang berkelanjutan antara Al-Qaeda dengan CIA, perannya sebagai "aset intelijen" yang disponsori oleh Amerika Serikat ketika terjadi perang Sovyet-Afganistan (Michel Chossudovsky, America's "War on Terrorism" Global Research, Montreal, 2005)

Sejak awal tahun 1980-an, Washington diam-diam mendukung faksi-faksi paling konservatif dan fundamentalis Islam, sebagian besar dengan tujuan untuk melemahkan sekuler, nasionalis dan gerakan progresif di Timur Tengah dan Asia Tengah. Dikenal dan didokumentasikan, fundamentalis Wahhabi dan misi Salafi dari Saudi Arabia, tidak hanya dikirim ke Afghanistan tetapi juga ke negara-negara Balkan dan ke bekas republik-republik Muslim Soviet yang secara diam-diam didukung oleh intelijen Amerika Serikat. (Ibid) Yang sering disebut sebagai "Politik Islam" adalah sebagian besar ciptaan aparatur intelijen Amerika Serikat (dengan dukungan dari MI6 Inggris dan Mossad Israel).

Masjid Ground Zero

Perkembangan terakhir menunjukkan titik terobosan, dimana terjadi transisi dari "perang melawan terorisme" menjadi langsung mendemonisasi Muslim. Sementara administrasi Obama menegaskan kebebasan beragama, namun mereka juga yang "menabuh genderang" perang melawan Islam yang lebih luas.

"Sebagai seorang warga negara, dan sebagai presiden, saya percaya bahwa umat Islam memiliki hak yang sama untuk mempraktekkan agama mereka seperti yang lainnya di negara ini ... Ini adalah Amerika, dan komitmen kami untuk kebebasan beragama harus tak tergoyahkan "(dikutip dalam Obama Backs Ground Zero Mosque; Iranian Link Questioned, Israel National News,, 15 Agustus 2010)

Di balik tirai asap politik, pembedaan antara "Muslim yang baik" dan "Muslim yang tidak baik" dikembangkan secara terpisah. Masjid Ground Zero yang diusulkan diduga penyandang dananya "negara nakal radikal Islam Iran ... ketika Amerika Serikat meningkatkan sanksi terhadap rezim Iran sebagai balasan atas dukungannya terhadap terorisme dan apa yang dikuatirkan menjadi negara yang secara ilegal membangun program senjata nuklir" (( Ground Zero mosque developers refuse to outright reject funding from Iranian president Mahmoud Ahmadinejad - NYPOST.com 19 Agustus 2010)


Meningkatnya xenophobia yang dipicu oleh usul pembangunan masjid dan pusat kebudayaan Islam Ground Zero, semuanya menampakkan PSYOP (Psychological Operasi) yang memberikan kontribusi dalam mengobarkan kebencian terhadap umat Islam di seluruh Dunia Barat.

Tujuannya adalah untuk menanamkan rasa takut, tahap berikutnya adalah membangun dan memanfaatkan dukungan warga yang bersikap kaku dalam melaksanakan "perang panjang Amerika", yang terkandung dalam melancarkan serangan udara "kemanusiaan" terhadap Republik Islam Iran, dimana Iran digambarkan oleh media sebagai mendukung para teroris.

Meskipun "semua orang Islam bukanlah teroris", namun semua serangan teroris (baik yang direncanakan atau yang dilaksanakan) dilaporkan oleh media sebagai yang dilakukan oleh umat Islam.
Di Amerika, secara keseluruhan masyarakat Muslim dijadikan target. Islam digambarkan sebagai agama "perang". Masjid dan pusat kebudayaan Islam yang diusulkan untuk dibangun sedang digembar-gemborkan sebagai "melanggar kesucian Ground Zero".
".. Membangun sebuah masjid di Ground Zero artinya adalah ofensif dan tidak menaruh sopan-santun kepada kota dan orang-orang yang meninggal dalam serangan . Proyek ini" meludahi wajah semua orang yang dibunuh pada 9/11.. "( Plan to build mosque at Ground Zero angers New Yorkers ,National Post, 17 Mei 2010)

"Teroris Dalam Negeri"

Penangkapan atas tuduhan teroris, serta menunjukkannya yang dituduh sebagai "teroris Islam dalam negeri", hal ini memainkan fungsi penting. Mereka membenarkan ilusi dalam kesadaran ruhani orang Amerika, bahwa "teroris Islam" tidak hanya merupakan ancaman nyata, tetapi bahwa komunitas Muslim dimana mereka tinggal secara luas mendukung tindakan teroris.
"Ancaman semakin meningkat yang datang bukan saja dari orang asing dengan bahasa Inggris yang kasar serta paspor yang meragukan. Sebaliknya, ia berada lebih dekat di dalam negeri: di rumah-rumah di dalam kota, ruang bawah tanah yang gelap - di mana saja dan dengan fasilitas koneksi internet. Tumbuhnya terorisme di dalam negeri merupakan inkarnasi terbaru ancaman dari al-Qaeda. " How terror came home to roost, Ottawa Citizen, 27 Agustus 2010, laporan tentang serangan teroris yang diduga tumbuh di dalam negeri di Kanada)

Dari proses penargetan secara selektif terhadap orang Islam dengan kecenderungan radikal (atau diduga terkait dengan "organisasi teroris"), sebenarnya apa yang sekarang sedang berlangsung adalah proses yang terjadi secara umum berupa demonisasi atau pen-setan-an suatu kelompok dari seluruh penduduk.

Secara meningkat Muslim merupakan objek rutin diskriminasi dan pemrofilan etnis. Mereka dianggap sebagai potensi ancaman terhadap keamanan nasional. Ancaman tersebut dikatakan "lebih dekat di" dalam negeri, "dalam" lingkungan Anda, dengan kata lain apa yang sedang berlangsung adalah semuanya mengingatkan kita kepada perburuan habis-habisan terhadap tukang sihir sewaktu inkuisisi Spanyol.
Pada gilirannya, Al Qaeda digambarkan sebagai organisasi teroris multinasional yang kuat (memiliki senjata pemusnah massaal-WMD) dengan anak cabang di beberapa negara-negara Muslim: Al-Qaeda hadir (dengan akronim yang sesuai) di berbagai pusat pergolakan geopolitik dan kancah peperangan.

Al-Qaeda di Irak (AQI), Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) (terdiri dari Al-Qaeda di Arab Saudi dan Jihad Islam Yaman), Al-Qaeda di Asia Tenggara (Jamaah Islamiyah), Organisasi Al-Qaeda di negara Islam Maroko, Harakat al-Shabaab Mujahideen di Somalia, Jihad Islam Mesir, dll

Tidak ada kekuatan manapun terhadap masalah kekejaman yang dilakukan terhadap beberapa juta Muslim di Irak dan Afghanistan yang dianggapnya sebagai tindakan teroris yang dilakukan oleh pasukan pendudukan.

Inquisi Amerika

Sebuah perang "agama" sedang berlangsung, dengan maksud untuk membenarkan militer melakukan perang salib global. Banyak orang Amerika yang dengan kesadaran ruhaninya membenarkan melakukan "perang salib suci" terhadap Muslim. Sementara Presiden Obama menegakkan kebebasan beragama, namun tatanan sosial inquisitoral Amerika Serikat telah melembagakan pola diskriminasi, prasangka dan xenophobia yang diarahkan terhadap Muslim. Ethnic profiling diberlakukan untuk perjalanan, pasar kerja, akses terhadap pelayanan sosial dan yang lebih umum untuk mobilitas sosial.

Inquisisi Amerika sebagai konstruksi ideologis, yang, dalam banyak hal, mirip dengan inquisitorial tatanan sosial yang berlaku di Perancis dan Spanyol pada Abad Pertengahan. Inquisisi yang dimulai di Perancis pada abad ke-12, digunakan sebagai pembenaran untuk penaklukan dan intervensi militer. (Lihat Chossudovsky Michel, 9/11 and the "American Inquisition", Global Research, September 11, 2008).

Penangkapan, pengadilan dan hukuman terhadap apa yang disebut "teroris yang tumbuh di dalam negeri"(dari dalam komunitas Muslim Amerika) dengan tuduhannya tersebut mempertahankan legitimasi the Homeland Security State dan legal inquisitorial serta hukum aparat penegak hukum.

Sebuah doktrin inkuisitorial adalah memutar-balikan realitas. Hal tersebut merupakan tatanan sosial yang didasarkan atas kebohongan dan rekayasa. Tapi karena kebohongan ini berasal dari otoritas politik tertinggi dan yang merupakan bagian dari konsensus yang "luas", mereka selalu tetap tidak tertandingi. Dan orang-orang yang menentang tertib inquisitorial atau dengan cara apapun menentang agenda keamanan nasional atau militer Amerika maka mereka dicap sebagai orang yang "berteori konspirasi" atau dicap langsung sebagai teroris.

Selain proses penuntutan dan penangkapan inquisitorial, yang menjiplak inquisisi Spanyol, telah diluncurkan sebuah program pembunuhan ekstrajudisial yang dianggap bijaksana dan disetujui oleh Gedung Putih. Program ini memungkinkan pasukan khusus Amerika Serikat untuk membunuh warga Amerika yang diduga teroris yang hidup di dalam negeri: "Sebuah daftar singkat penduduk Amerika Serikat yang ditargetkan secara khusus untuk dibunuh"? (Lihat Chuck Norris, Obama's US Assassination Program? "A Shortlist of U.S. Citizens specifically Targeted for Killing"?,Global Research., Agustus 26, 2010)

Tujuannya adalah untuk mempertahankan ilusi bahwa "Amerika sedang diserang" dan bahwa umat Islam di seluruh dunia, terlibat serta mendukung "terorisme Islam".

Dengan memberikan label demonisasi (pen-Setan-an) kepada Muslim maka hal tersebut merupakan dukungan terhadap agenda militer global Amerika Serikat. Di mana di bawah inquisisi Amerika, Washington memiliki mandat suci memproklamirkan diri untuk membasmi habis-habisan Islam dan "menyebarkan demokrasi" ke seluruh dunia.

Apa yang kita hadapi adalah penerimaan langsung secara mambabi-buta dari struktur kekuasaan dan otoritas politik. Perang salib suci Amerika terhadap Dunia Islam adalah suatu tindakan pidana yang langsung ditujukan kepada jutaan orang.

Diterjemahkan dari Sumber: Global Research.

Terkait: Al-Qaeda Doesn't Exist: (Video)

 

 

0 komentar:

Posting Komentar