Minggu, 02 Oktober 2011

Para Wanita Pemuja Kecantikan


Kehidupan menawarkan berbagai hal yang menyilaukan mata. Godaannya bisa menghanyutkan hati siapa saja yang dengan rela melekatkan diri kepadanya. Salah satunya adalah tentang kecantikan fisik. Kehebatan daya pikatnya seperti menyihir banyak orang.
Tidak hanya itu saja, kecantikan fisik juga telah banyak mengubah pola pikir manusia, khususnya wanita. Salah satunya adalah, mereka berpendapat jika kecantikan tersebut haruslah menjadi hak milik setiap wanita. Ke identikan itu biasanya di wujudkan dengan make up atau riasan, bahkan sampai dengan operasi.
Lambat laun, tak hanya kaum hawa, para suamipun tak kalah ambil bagian dalam menyemarakkan tema kecantikan tersebut. Banyak dari mereka yang justru meminta, bahkan mensyaratkan khusus kepada para istri- istrinya agar tampil cantik di saat tampil di depan umum. Dengan begitu terbitlah sebuah kebanggaan tersendiri, jika para istri mereka justru menjadi santapan bagi pandangan liar laki- laki lain. 

Hal ini tak lepas pula dari peran media yang mengusung iklan dengan slogan bombardirnya bahwa, dunia boleh menua, namun kita tak boleh kelihatan tua. Hal ini juga turut memberikan pengaruh besar terhadap perubahan sikap dan pendapat mereka mengenai bagaimana menjadi cantik dan atau membuatkan mereka terpuaskan dengan kebutuhan untuk menjadi cantik.

Langkah selanjutnya...

para wanita tak puas hanya dengan sekedar make up. Mereka berbondong- bondong mendatangi operasi plastik, botox,facelift, angkat alis, implan pipi, operasi hidung dan, sulam bibir.dll. Banyak dari mereka pun berdalih untuk membahagiakan suami atau menghargai diri sendiri. Mereka juga mengatakan bahwa menjadi cantik berarti terbuka kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan peluang kerja. Selain itu, dengan sebuah kecantikan maka keberuntungan pastilah menjadi teman akrab mereka.  Karena itu mereka dengan rela melepas berarapun biayanya demi menjadi pemilik kesempurnaan, pemilik perhatian dan pujian atas sebuah kecantikan.

Namun, ada satu hal yang akan terasa mengerikan bagi mereka, yaitu adalah tentang menjadi tua, atau bahkan hanya sedikit kelihatan tua. Sindrom hilang popularitas ataupun ketakutan atas hilangnya kasih sayang dari orang yang mencintai, menjadikan "tua" sebagai momok yang sangat ingin dihindari.

Tapi begitulah wajarnya sebuah hukum alam yang tetap akan berjalan terus. Betapapun cantiknya mereka, tak akan ada yang dapat mengalahkan sebuah waktu.Dan saat mereka menyadari nanti, ternyata kecantikan hanyalah jebakan dimana mereka akan menghabiskan separuh lebih hidup mereka, untuk bertahan dalam pemenuhan keinginan orang lain atas diri mereka.

Apakah mereka bahagia? mungkin. Tapi tidak lama, karena semua yang palsu tidak akan bertahan lama. Dan seterusnya, mereka akan seperti membuat "dinding penjara" yang sangat menyesakkan bagi diri mereka sendiri.
Maka Jujurlah dan bahagiakan diri sendiri dengan menjadi apa adanya. Cobalah sesekali untuk membebaskan diri dari riasan tebal dan "polesan topeng" yang berlebihan yang ternyata menjadikan anda bukan seperti diri anda. Bebaskan hati kita dengan sebuah cinta yang besar terhadap diri sendiri.

Jangan lah bersedih. Saat anda melihat diri sendiri di cermin dan ternyata anda telah terlihat menua. Memang tidaklah lagi anda memiliki kemulusan kulit ari yang dulu ada. Namun kecantikan pada usia tua, justru semakin menjadikan anda matang dan yakin tentang apa yang anda mau. Kecantikan yang melekat pada diri itu adalah tentang kebijaksanaan.

Yakinlah, bahwa sebenarnya anda akan lebih bahagia saat orang lain menerima dan mencintai anda dengan anda yang apa adanya. Dan kecantikan abadi, seperti yang anda harapkan selama ini adalah berasal dari kebaikan hati yang anda lakukan. Hal inilah yang akan menjadi kado istimewa untuk diri anda sendiri, keluarga dan makhluk di sekitar anda. Dan inilah pula yang tersisa, bahkan setelah nanti anda tiada.
(Syahidah/voa-islam.com)

0 komentar:

Posting Komentar