Selasa, 21 Juni 2011

Surat buat Anakku



Anakku yang kusayangi….
Pada suatu saat di kala kamu menyadari bahwa aku telah
menjadi sangat tua,
cobalah berlaku sabar dan cobalah mengerti aku.


Jika banyak makanan yang tercecer di kala aku makan…,
jika aku mendapat kesulitan mengenakan pakaianku sendiri…, sabarlah !Kenanglah saat-saat di mana aku meluangkan waktuku untuk mengajarimu tentang segala hal yang kau perlu tahu, ketika kau masih kecil.

Jika aku mengulang mengatakan hal yang sama berpuluh kali,
jangan menghentikanku ! Bersabarlah mendengarkan aku!
Ketika kau kecil, kau selalu memintaku membacakanmu cerita yang sama berulang-ulang, dari malam yang satu ke malam yang lain hingga kau tertidur,
dan aku lakukan itu untukmu!

Jika aku enggan mandi atau membutuhkanmu untuk memandikanku, jangan memarahiku, dan jangan katakan kepadaku bahwa itu memalukan!
Ingatlah berapa banyak pengertian yang kuberikan padamu menyuruhmu mandi di kala kecilmu.

Jika aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
janganlah menertawaiku! Beri aku waktu lebih banyak untuk mengerti!
Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan di saat kecilmu.

Jika terkadang aku menjadi pelupa dan aku tidak dapat mengerti dan mengikuti pembicaraan, beri aku waktu untuk mengingat dan jika aku gagal melakukannya, jangan sombong dan memarahiku, karena yang penting bagiku adalah… aku dapat bersamamu dan dapat berbicara padamu.

Jika aku tak mau makan, jangan paksa aku!
Aku tahu bilamana aku lapar dan kapan aku tidak lapar.
Bersabarlah terhadapku….

Ketika kakiku tak lagi mampu menyangga tubuhku, untuk bergerak seperti sebelumnya…,
bantulah aku dengan cara yang sama ketika aku merengkuhmu dalam tanganku,
mengajarimu melakukan langkah-langkah pertamamu.

Pada suatu saat nanti, ketika aku katakan padamu bahwa aku tak lagi ingin hidup…,
ketika aku ingin mati…, jangan marah…!

Karena pada saatnya nanti kau juga akan mengerti.
Cobalah untuk mengerti bahwa pada usia tertentu,
kita tidak benar-benar “hidup” lagi, kita hanya “tidak mati”.

Suatu hari kelak kau akan mengerti bahwa di samping semua kesalahan yang aku buat, aku selalu ingin apa yang terbaik bagimu dan bahwa aku siapkan dasar bagi perkembangan dan kehidupanmu kelak.

Aku mengajarimu banyak hal…,
cara makan yang baik…,
cara berpakaian yang baik…,
berperilaku yang baik…,
bagaimana menghadapi problem dalam kehidupan….

Kau tak usah merasa sedih, tidak beruntung atau gagal di hadapanku melihat kondisiku dan usiaku yang sudah bertambah tua.

Kau harus ada di dekatku, mencoba mengerti aku bahwa hidupku adalah bagimu, bagi kesuksesanmu, seperti apa yang aku lakukan pada saat kau lahir.

Bantulah aku untuk berjalan, bantulah aku pada akhir hidupku dengan cinta dan kesabaran. Satu hal yang membuatku harus berterima kasih padamu adalah senyum dan cintamu padaku.

Aku mencintaimu, Anakku …..

Ayahmu, ibumu

2 komentar:

Anonim mengatakan...

"Ya Allah aku hamba_Mu,anak dari hamba_Mu,anak dari umat_Mu,Aku berada dibawah kendalimu.
Tajamkanlah hikmah_Mu kepadaku,adilkanlah putusan_mu terhadapku.Aku memohon kepada_Mu atas nama semua asma_Mu,asma yang telah Engkau pilih untuk_Mu,atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang hamba_Mu,atau yg telah Engkau turunkan dalam kitab_Mu,atau yang engkau kuasai di alam gaib.
Jadikanlah AlQur'an sebagai penyejuk hatiku,cahaya hatiku,penghilang kesedihan dan keresahanku."

"Allahumma inni 'abdukabnu 'abdikabni ummatika nashiyati biyadika,madhin fiyya hukmuka,'adlun fiyya qadhauka,as aluka bikullismin huwalaka,sammayatabihi nafsaka,aw 'allamtahu ahadan min khalqika,aw anzaltahu fi kitabika,aw ista'tsartabihi fi 'ilmil ghaibi 'indaka antaj'alal qur'ana rabi'a qalbi wa nura shadri' wa jala' ahuzni wa xhihaba hammi"

Unknown mengatakan...

amien.....

Posting Komentar